Wednesday, August 19, 2009

"Tribute" to Rendra (1935-2009)~~

Bersatulah Pelacur-Pelacur Kota Jakarta




Pelacur-pelacur Kota Jakarta

Dari kelas tinggi dan kelas rendah

Telah diganyang

Telah haru-biru

Mereka kecut

Keder

Terhina dan tersipu-sipu






Sesalkan mana yang mesti kau sesalkan

Tapi jangan kau lewat putus asa

Dan kaurelakan dirimu dibikin korban






Wahai pelacur-pelacur kota Jakarta

Sekarang bangkitlah

Sanggul kembali rambutmu

Karena setelah menyesal

Datanglah kini giliranmu

Bukan untuk membela diri melulu

Tapi untuk lancarkan serangan

Karena

Sesalkan mana yang mesti kau sesalkan

Tapi jangan kaurela dibikin korban




Sarinah

Katakan kepada mereka

Bagaimana kau dipanggil ke kantor menteri

Bagaimana ia bicara panjang lebar kepadamu

Tentang perjuangan nusa bangsa

Dan tiba-tiba tanpa ujung pangkal

Ia sebut kau inspirasi revolusi

Sambil ia buka kutangmu






Dan kau Dasima

Khabarkan pada rakyat

Bagaimana para pemimpin revolusi

Secara bergiliran memelukmu

Bicara tentang kemakmuran rakyat dan api revolusi

Sambil celananya basah

Dan tubuhnya lemas

Terkapai disampingmu

Ototnya keburu tak berdaya






Politisi dan pegawai tinggi

Adalah caluk yang rapi

Kongres-kongres dan konferensi

Tak pernah berjalan tanpa kalian

Kalian tak pernah bisa bilang ‘tidak’

Lantaran kelaparan yang menakutkan

Kemiskinan yang mengekang

Dan telah lama sia-sia cari kerja

Ijazah sekolah tanpa guna

Para kepala jawatan

Akan membuka kesempatan

Kalau kau membuka kesempatan

Kalau kau membuka paha

Sedang diluar pemerintahan

Perusahaan-perusahaan macet

Lapangan kerja tak ada

Revolusi para pemimpin

Adalah revolusi dewa-dewa

Mereka berjuang untuk syurga

Dan tidak untuk bumi

Revolusi dewa-dewa

Tak pernah menghasilkan

Lebih banyak lapangan kerja

Bagi rakyatnya

Kalian adalah sebahagian kaum penganggur yang mereka ciptakan

Namun

Sesalkan mana yang kau kausesalkan

Tapi jangan kau lewat putus asa

Dan kau rela dibikin korban

Pelacur-pelacur kota Jakarta

Berhentilah tersipu-sipu

Ketika kubaca di koran

Bagaimana badut-badut mengganyang kalian

Menuduh kalian sumber bencana negara

Aku jadi murka

Kalian adalah temanku

Ini tak bisa dibiarkan

Astaga

Mulut-mulut badut

Mulut-mulut yang latah bahkan seks mereka politikkan




Saudari-saudariku

Membubarkan kalian

Tidak semudah membubarkan partai politik

Mereka harus beri kalian kerja

Mereka harus pulihkan darjat kalian

Mereka harus ikut memikul kesalahan






Saudari-saudariku. Bersatulah

Ambillah galah

Kibarkan kutang-kutangmu dihujungnya

Araklah keliling kota

Sebagai panji yang telah mereka nodai

Kinilah giliranmu menuntut

Katakanlah kepada mereka

Menganjurkan mengganyang pelacuran

Tanpa menganjurkan

Mengahwini para bekas pelacur

Adalah omong kosong






Pelacur-pelacur kota Jakarta

Saudari-saudariku

Jangan melulur keder pada lelaki

Dengan mudah

Kalian bisa telanjangi kaum palsu

Naikkan tarifmu dua kali

Dan mereka akan klabakan

Mogoklah satu bulan

Dan mereka akan puyeng

Lalu mereka akan berzina

Dengan isteri saudaranya.

Rendra satu insan yang ringkas tapi bisa menggoncang dunia dengan bait sajaknya. Itulah Allahyarham W.S Rendra (1935-2009)

1 comment: